Kamis, 01 Desember 2011

Peran Orang Tua dalam Perkembangan Remaja

Seperti Apa sih Peran Orang Tua dalam Perkembangan Remaja?

Siapa yang belum pernah mengenal masa remaja? Pastinya anak-anak bayi yang belum gede.. Hehe..
Yupz tentunya hampir semua orang dewasa pernah mengalami masa-masa indah ini. Eh, tapi apa iya masa indah? Hmm… Meski tidak semua remaja bisa menikmati masa indahnya, tapi setidaknya bagi kebanyakan remaja, masa remaja ini merupakan tahun-tahun emas bagi mereka, karena remaja bebasa berekspresi dan juga bereksplorasi.
Seiring dengan berkembangnya zaman yang makin canggih aja nih, perkembangan remaja sekarang semakin memprihatinkan saja. Kenapa? Coba kamu lihat aja.. Remaja pergi ke sekolah setiap harinya, namun apakah mereka benar-benar belajar? Jika kita lihat dengan jeli, remaja memandang sekolah sekarang ini hanya sebagai formalitas saja. Mereka cukup datang, mendengarkan guru di depan kelas, dan tak tahu lah apakah ilmu yang disampaikan oleh guru masuk atau tidak ke otak mereka.
Dan bukan hanya itu saja, kini sudah menjadi hal yang biasa bagi remaja untuk merokok, minum-minuman keras, bahkan mereka mulai mencoba untuk mencicipi narkoba. Hmm… Sungguh memprihatinkan. Itu sebagian besar yang dilakukan oleh remaja putra, lalu bagaimana dengan remaja putri? Ehmm… Sepertinya tidak perlu ditanya. Remaja putri sekarang cenderung labih suka untuk mengikuti trend tentunya. Namun sekarang ini, bukan hanya dari segi fashion saja, ada hal yang lebih memprihatinkan lagi. Apalagi kalau bukan kehamilan remaja. Kayaknya udah bukan hal yang asing lagi ya??
Iyaa.. Memang!
Sebenarnya semua itu salah siapa? Kalau ditanya salah siapa, coba deh lihat beberapa poin di bawah ini.
  • Poin pertama ini sebenarnya poin yang paling penting. Kenapa? Iya.. Orang tua merupakan guru pertama bagi anak. Bagaimanapun juga anak akan mengikuti apa yang telah orang tua mereka ajarkan. Untuk itulah orang tua sangat berperan penting dalam perkembangan remaja.
  • Yang paling pertama dan utama yang dilakukan oleh orang tua dalam mendidik anaknya adalah orang tua harus menanamkan nilai-nilai agama sebagai pondasi awal bagi anak selain nilai-nilai moralitas etika dalam hidup. Nilai agama itu tidak akan pernah berubah. Karena semua itu sumbernya dari Tuhan.
  • Arahkan anak-anak pada hal-hal yang positif. Berikan dukungan kepada anak untuk melakukan hal-hal yang baik.
  • Gali potensi anak. Biarkan saja anak-anak berekspresi dengan apa yang mereka sukai, misalnya mereka suka main musik, arahkan mereka untuk les music, dan lainnya.
  • Pantau perkembangan anak. Anda tidak perlu mengawasi dengan ketat apapun yang dilakukan remaja, jika Anda berlebihan dalam memantau kegiatan yang mereka jalani, yakinlah mereka tidak akan merasa nyaman dan tenang. Mereka akan merasa takut karena merasa diawasi Anda.
  • Selain memantau perkembangan remaja Anda, Anda juga perlu untuk memantau lingkungan bergaul mereka tanpa membatasi pergaulan mereka.
  • Poin yang satu ini juga perlu Anda berikan kepada anak. Berilah ‘sex education’ bagi anak. Sex education ini mempunyai cakupan yang luas. Anda dapat memberikannya pada momen-momen khusus, misalnya ketika Anda sekeluarga sedang menonton TV bersama dan menyaksikan berita tentang pergaulan zaman sekarang yang semakin kacau. Selipkan alasan-alasan yang mudah dicerna oleh remaja tanpa maksud menggurui.
  • Saringlah segala hal yang Anda berikan kepada anak. Tidak bisa dipungkiri lagi, media komunikasi mempunyai andil yang besar terhadap perkembangan mental anak remaja masa kini. Untuk itulah, Anda sebagai orang tua harus lebih bijak dan cerdas dalam menyikapi masalah ini. Cobalah untuk memberikan pengertian secara baik dan mengena pada anak-anak apabila mereka melihat, mendengar, dan membaca apapun yang media suguhkan kepada mereka. Jika Anda tidak bisa menyikapinya dengan baik permasalahan ini, anak akan meniru apa yang media tawarkan. Tanamkanlah dalam jiwa anak untuk terbiasa bersikap bertanggung jawab terhadap apapun yang mereka lakukan. Ini akan membentuk anak menjadi pribadi yang bertanggung jawab setelah dewasa nanti.
Beberapa poin di atas merupakan patokan dasar dalam mendidik anak. Mungkin terkesa simple, namun kebanyakan orang tua sering ‘masa bodoh’ dengan semua teori itu. Biasanya yang orang tua pikirkan adalah bagaimana caranya agar anak bisa menjadi apa yang mereka mau, misalnya orang tua ingin anaknya menjadi dokter, padahal sang anak ingin sekali menjadi pemusik. Bertolak belakang bukan?
Orang tua hanya ingin anak-anak mereka mengikuti apa kehendak mereka. Yang perlu Anda ingat, anak bukanlah pion catur yang mudah dimainkan bahkan dikorbankan untuk kepentingan ambisi orang tua semata. Anak-anak juga punya kehidupan mereka sendiri. Mereka punya cita-cita dan mimpi yang ingin mereka wujudkan. Mereka membutuhkan kebebasan untuk menentukan pilihan hidup mereka. Tugas orang tua hanyalah mengarahkan anak-anak ke arah positif, bukan menentukan jalan hidup anak.
Untuk itulah Anda sebagai orang tua harus bisa memahami anak Anda. Tidak menjadi hal sulit jika Anda sudah bisa memahami anak Anda sejak kecil. Untuk itulah tanamkan segala hal positif sejak dini, agar mereka tidak terjerumus ke hal-hal yang menyimpang.

1 komentar: